
Delisting
Hi Sahabat Floq, dalam dunia crypto, istilah delisting merujuk pada penghapusan aset digital dari platform bursa, baik itu bursa terpusat (CEX) maupun bursa terdesentralisasi (DEX). Aset yang delisting tidak lagi tersedia untuk diperdagangkan di platform tersebut, sehingga pengguna tidak bisa melakukan jual-beli atau menukar aset itu di sana.
Delisting bisa terjadi karena berbagai alasan, baik yang bersifat teknis, hukum, maupun ekonomi. Meski terdengar sederhana, keputusan delisting bisa berdampak besar terhadap harga, reputasi proyek, dan kepercayaan investor.
Jenis-jenis Delisting
1. Delisting Sukarela
Tim proyek atau pengembang meminta agar token mereka dihapus dari suatu bursa. Ini bisa terjadi saat mereka mengalihkan fokus ke bursa lain, melakukan rebranding, atau mengubah struktur token.
2. Delisting Paksa
Bursa memutuskan untuk menghapus suatu aset tanpa permintaan dari proyek. Hal ini biasanya didasari oleh pelanggaran regulasi, aktivitas mencurigakan, volume perdagangan yang rendah, atau risiko keamanan.
Alasan Umum Terjadinya Delisting
Beberapa alasan umum mengapa sebuah aset bisa terkena delisting antara lain:
- Volume Perdagangan Rendah
Jika sebuah token memiliki volume transaksi yang kecil dan kurang diminati, bursa bisa menghapusnya karena tidak layak secara bisnis. - Masalah Regulasi atau Hukum
Jika otoritas keuangan menganggap token itu tidak sesuai regulasi, bursa akan melindungi dirinya dengan menghapus aset tersebut. - Risiko Keamanan atau Aktivitas Penipuan
Token yang terkait dengan proyek scam, manipulasi pasar, atau pelanggaran keamanan akan segera dihapus. - Ketidakaktifan Proyek
Jika proyek sudah tidak aktif atau timnya tidak memberikan pembaruan, bursa akan menganggap token tersebut tidak layak dipertahankan. - Perubahan Teknologi atau Migrasi Jaringan
Token yang migrasi ke blockchain baru bisa mengalami delisting dari versi sebelumnya.
Dampak Delisting bagi Pemilik Aset
Bagi kamu yang memiliki token yang terkena delisting, ini beberapa dampak yang perlu diwaspadai:
- Penurunan Harga Drastis
Delisting bisa menimbulkan panic selling, karena investor berusaha menjual token sebelum aksesnya ditutup. - Penurunan Likuiditas
Setelah delisting, sulit menemukan pembeli atau penjual untuk token tersebut, terutama jika tidak tersedia di bursa lain. - Kesulitan Akses atau Penarikan
Beberapa bursa memberikan batas waktu untuk menarik token yang terkena delisting. Jika terlambat, token bisa jadi tidak dapat ditarik atau diakses lagi. - Reputasi Proyek Menurun
Investor akan kehilangan kepercayaan jika token favoritnya delisting, terutama tanpa penjelasan transparan dari tim proyek.
Langkah yang Bisa Kamu Lakukan Jika Token Kamu Terkena Delisting
- Segera Tarik Token dari Bursa
Periksa pengumuman resmi bursa dan pastikan kamu menarik aset sebelum waktu yang ditentukan. - Cek Bursa Alternatif
Cari tahu apakah token tersebut masih tersedia di bursa lain. Jika iya, kamu bisa memindahkan dan melanjutkan perdagangan di sana. - Ikuti Komunikasi dari Tim Proyek
Pantau media sosial atau situs resmi proyek untuk memahami alasan di balik delisting dan potensi rencana ke depan. - Evaluasi Investasi Kamu
Gunakan momentum ini untuk mengevaluasi apakah proyek masih layak untuk dipertahankan dalam portofolio jangka panjang.
Delisting di Bursa Terkemuka: Tidak Selalu Buruk
Perlu kamu tahu bahwa delisting tidak selalu berarti proyek tersebut gagal. Kadang-kadang, delisting dari satu bursa justru menjadi langkah strategis sebelum listing di bursa lain yang lebih besar. Namun, penting untuk mengevaluasi konteks dan komunikasi dari pihak proyek untuk memahami apakah ini bagian dari strategi jangka panjang atau tanda kehancuran.
Delisting adalah Alarm Awal Bagi Investor untuk Waspada
Delisting merupakan proses penghapusan aset dari platform perdagangan yang bisa menimbulkan konsekuensi besar terhadap harga dan likuiditas. Bagi Sahabat Floq yang aktif di dunia crypto, memahami penyebab dan dampak delisting dapat membantu membuat keputusan investasi yang lebih bijak. Selalu pantau pengumuman resmi bursa dan tim proyek agar kamu tidak ketinggalan langkah penting dalam pengelolaan aset digitalmu.
Disclaimer: Seluruh informasi yang disampaikan disusun oleh mitra industri dengan tujuan memberikan edukasi kepada pembaca. Kami menyarankan Anda untuk melakukan riset secara mandiri dan mempertimbangkan dengan matang sebelum melakukan transaksi.
Bagikan melalui:

Kosakata Selanjutnya
Demurrage
Biaya atau penalti atas penyimpanan mata uang atau aset terlalu lama tanpa digunakan. Dalam konteks ekonomi alternatif, digunakan untuk mendorong sirkulasi uang lebih cepat.
Dollar Cost Averaging (DCA)
Strategi investasi di mana pembelian aset dilakukan secara berkala dengan jumlah tetap, tanpa memperhatikan fluktuasi harga. Bertujuan mengurangi risiko volatilitas jangka pendek.
DYOR
Acronym dari "Do Your Own Research", yakni prinsip dasar dalam investasi crypto yang mendorong pengguna untuk tidak hanya mengandalkan pendapat orang lain. Membantu mengurangi risiko penipuan dan keputusan impulsif.
E-Signature
Tanda tangan elektronik yang digunakan untuk menyetujui dokumen atau transaksi secara digital. Diakui secara hukum dan sering digunakan dalam sistem blockchain untuk validasi transaksi.
Eclipse Attack
Serangan jaringan di mana node korban dikurung dalam koneksi palsu yang dikendalikan oleh penyerang. Tujuannya adalah mengendalikan atau memanipulasi informasi yang diterima node tersebut.


