
Vesting
Apa Itu Vesting?
Vesting adalah proses distribusi token secara bertahap kepada pihak-pihak tertentu—seperti tim pengembang, investor awal, atau kontributor proyek—dengan jadwal dan ketentuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penjualan besar-besaran dalam satu waktu yang dapat menyebabkan tekanan jual ekstrem di pasar dan merusak kepercayaan terhadap proyek tersebut. Dengan vesting, token tidak langsung bisa dijual saat diterima, tapi akan "dikunci" dan dirilis secara bertahap sesuai jadwal.
Contoh Kasus:
Jika seorang anggota tim memiliki 10 juta token dengan vesting selama 2 tahun, maka token tersebut mungkin akan dirilis 10% setiap 2 bulan. Selama periode tersebut, token yang belum dirilis masih dalam status locked.
Bagaimana Vesting Bekerja?
Vesting biasanya dirancang melalui smart contract yang otomatis mengatur kapan dan berapa banyak token yang akan dirilis. Proses ini dirancang transparan, terukur, dan tidak bisa dimanipulasi.
Struktur Umum Vesting:
1. Cliff Period
Merupakan masa tunggu awal sebelum token mulai didistribusikan. Misalnya, setelah 6 bulan baru distribusi dimulai. Cliff membantu mendorong komitmen jangka panjang dari penerima token.
2. Linear Vesting
Setelah cliff selesai, token akan dirilis secara berkala dengan jumlah yang sama tiap periode, misalnya setiap bulan.
3. Custom Schedule
Beberapa proyek menggunakan vesting non-linear, seperti 20% di bulan ke-6, lalu sisanya bertahap selama 18 bulan ke depan.
4. Smart Contract
Jadwal ini biasanya dikunci secara otomatis dalam smart contract, sehingga semua proses distribusi bisa diaudit dan tidak ada intervensi manual.
Alat Bantu:
Banyak platform yang menyediakan dashboard vesting untuk transparansi, di mana Sahabat Floq bisa melihat status token yang sedang terkunci, waktu pelepasan berikutnya, dan histori distribusi.
Mengapa Vesting Penting dalam Proyek Kripto?
1. Mencegah Dumping Token
Tanpa vesting, pemegang token besar (seperti tim atau investor awal) bisa langsung menjual asetnya ke pasar, menyebabkan harga anjlok. Vesting berfungsi sebagai mekanisme pencegah pump and dump yang merugikan investor ritel.
2. Menumbuhkan Kepercayaan Komunitas
Saat sebuah proyek mengumumkan jadwal vesting yang jelas, komunitas merasa lebih aman dan percaya bahwa tim akan berkomitmen dalam jangka panjang, bukan sekadar mencari keuntungan cepat.
3. Menjaga Stabilitas Ekosistem
Distribusi token yang merata dan bertahap membantu menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan, yang pada akhirnya menciptakan kondisi pasar yang lebih sehat dan minim volatilitas ekstrem.
4. Meningkatkan Kredibilitas Proyek
Investor institusional atau partner strategis cenderung tertarik pada proyek dengan sistem vesting yang transparan dan profesional, karena itu menunjukkan perencanaan yang matang dan niat membangun jangka panjang.
Bagikan melalui:

Kosakata Selanjutnya
Virgin Bitcoin
Bitcoin yang belum pernah digunakan dalam transaksi apa pun sejak ditambang. Sering dianggap lebih berharga oleh kolektor atau institusi karena bebas dari riwayat transaksi yang mencurigakan.
Virtual Commodity Association (VCA)
Organisasi independen yang bertujuan menetapkan standar etika dan kepatuhan untuk industri aset digital di Amerika Serikat. Didirikan untuk mendukung regulasi mandiri dan transparansi pasar crypto.
Virtual Private Network (VPN)
Layanan yang mengenkripsi koneksi internet dan menyembunyikan alamat Internet Protocol (IP) pengguna untuk menjaga privasi online. Digunakan oleh pengguna crypto untuk melindungi aktivitas dan akses ke platform yang dibatasi wilayah.
Virtual Reality (VR)
Teknologi imersif yang menciptakan simulasi lingkungan digital tiga dimensi untuk interaksi pengguna secara langsung. Dalam dunia blockchain, VR sering terintegrasi dengan metaverse dan aset Non-Fungible Token (NFT).
Virus
software berbahaya yang dapat menyusup dan merusak sistem komputer atau mencuri data pengguna. Dalam konteks crypto, virus dapat digunakan untuk mencuri private key atau mengakses dompet digital.


