
Rebase
Apa Itu Rebase?
Rebase adalah mekanisme dalam sistem token kripto yang secara otomatis menambah atau mengurangi jumlah total token yang beredar, dengan tujuan menjaga harga token tersebut agar tetap berada di sekitar target nilai tertentu. Mekanisme ini tidak mengubah total nilai portofolio pengguna, melainkan hanya mengatur jumlah unit token yang dimiliki oleh setiap wallet secara proporsional.
Konsep rebase ini umumnya diterapkan pada token elastis atau stablecoin algoritmik, di mana tidak ada jaminan cadangan seperti fiat atau aset lainnya, melainkan sistem bergantung pada algoritma dan smart contract untuk menstabilkan harga.
Bagaimana Mekanisme Rebase Bekerja?
Sahabat Floq, prinsip utama rebase adalah menyesuaikan suplai token berdasarkan perbedaan antara harga pasar saat ini dan harga target yang telah ditentukan. Tujuannya adalah menjaga harga agar tidak terlalu jauh dari nilai idealnya. Berikut cara kerja rebase secara umum:
1. Penentuan Harga Target
Setiap protokol rebase menetapkan harga target—misalnya $1 untuk stablecoin algoritmik. Jika harga token turun di bawah target, protokol akan mengurangi jumlah token yang beredar (negative rebase). Jika harga naik di atas target, protokol menambah suplai token (positive rebase).
2. Rebase Positif
Ketika harga token naik di atas target, protokol akan meningkatkan suplai secara otomatis. Setiap wallet yang memegang token akan mendapatkan tambahan jumlah token sesuai proporsi kepemilikannya. Meski jumlah token bertambah, nilai total dalam USD tetap relatif sama karena harga per token menyesuaikan turun.
Contoh:
- Sebelum rebase: Kamu punya 100 token @ $1, total $100.
- Setelah rebase: Kamu punya 120 token @ $0.83, tetap $100.
3. Rebase Negatif
Jika harga token turun di bawah target, protokol akan mengurangi suplai. Wallet pengguna akan mengalami pengurangan jumlah token, tetapi lagi-lagi secara proporsional, sehingga nilai totalnya tetap serupa.
Contoh:
- Sebelum rebase: Kamu punya 100 token @ $1, total $100.
- Setelah rebase: Kamu punya 80 token @ $1.25, tetap $100.
4. Frekuensi dan Otomatisasi
Rebase biasanya dilakukan dalam interval waktu tertentu, seperti harian atau mingguan. Proses ini sepenuhnya diatur oleh smart contract, sehingga berjalan tanpa campur tangan manusia dan transparan.
Mengapa Rebase Digunakan dalam Kripto?
Rebase muncul sebagai salah satu pendekatan inovatif namun eksperimental dalam menjaga stabilitas harga tanpa perlu kolateral seperti pada stablecoin berbasis fiat atau kripto. Berikut alasan mengapa mekanisme rebase menjadi menarik dalam dunia aset digital:
1. Pendekatan Alternatif untuk Stablecoin
Proyek-proyek seperti algoritmik stablecoin menggunakan rebase sebagai cara mengontrol harga tanpa harus mengandalkan cadangan uang tunai atau aset. Ini menciptakan stablecoin yang sepenuhnya on-chain dan terdesentralisasi.
2. Fleksibilitas Token Elastis
Token elastis dengan rebase memungkinkan proyek menciptakan token dengan dinamika pasokan yang berubah-ubah, sesuai dengan permintaan pasar, mirip dengan cara bank sentral menyesuaikan suplai uang untuk mengendalikan inflasi.
3. Menarik untuk Strategi Spekulatif
Karena fluktuasi pasokan dan potensi imbal hasil dari rebase positif, banyak trader tertarik untuk berpartisipasi dalam protokol ini sebagai bentuk eksperimen finansial baru, meskipun juga mengandung risiko tinggi.
4. Kompleksitas yang Memicu Inovasi
Mekanisme rebase mendorong pengembang untuk menciptakan model ekonomi baru dan memperkaya ragam pendekatan dalam dunia DeFi. Dari sinilah muncul berbagai model token dengan perilaku unik, termasuk game teori dan insentif partisipasi komunitas.
5. Transparansi dan Otomatisasi
Karena seluruh mekanisme dikendalikan oleh smart contract, setiap rebase dapat dilacak dan diprediksi dengan jelas. Hal ini memberikan kepercayaan lebih tinggi kepada pengguna, dibandingkan model sentralistik yang bergantung pada pihak ketiga.
Rebase adalah konsep dinamis dalam token ekonomi kripto yang menggabungkan algoritma, otomatisasi, dan kontrol suplai untuk menjaga stabilitas harga. Meskipun masih tergolong eksperimental dan tidak bebas risiko, mekanisme ini membuka potensi baru dalam pengembangan stablecoin dan aset elastis berbasis blockchain. Untuk Sahabat Floq yang ingin memahami bagaimana kripto bisa menjadi mata uang adaptif masa depan, mempelajari konsep rebase adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih mendalam.
Bagikan melalui:

Kosakata Selanjutnya
Satoshi Nakamoto
Nama samaran pencipta Bitcoin yang merilis whitepaper-nya pada tahun 2008 dan meluncurkan jaringan Bitcoin pada 2009. Identitas asli Satoshi masih belum diketahui hingga saat ini.
Satoshi (SATS)
Unit terkecil dari Bitcoin yang setara dengan 0.00000001 BTC. Digunakan untuk transaksi mikro dan sebagai representasi nilai terkecil dalam ekosistem Bitcoin.
Sats
Singkatan informal dari “Satoshis,” yaitu unit terkecil dalam Bitcoin. Umum digunakan dalam transaksi kecil atau saat menghitung biaya per byte.
Sats/vB
Satuan untuk mengukur biaya transaksi Bitcoin, yaitu satoshi per virtual byte. Semakin tinggi nilai ini, semakin besar kemungkinan transaksi akan dikonfirmasi lebih cepat.
Scalability
Kemampuan jaringan blockchain untuk menangani peningkatan jumlah transaksi atau pengguna secara efisien. Skalabilitas tinggi penting untuk adopsi massal dan performa jaringan.


