Cari

Klik huruf yang tersedia untuk mengetahui daftar glossary

Pattern 1

Hash Function

Dalam dunia kriptografi dan blockchain, keamanan bukan hanya soal menyembunyikan data, tapi bagaimana data itu dapat divalidasi tanpa diungkapkan. Salah satu teknologi kunci yang memungkinkan hal ini adalah Hash Function. 

Sahabat Floq, jika kamu ingin memahami bagaimana transaksi dalam jaringan Bitcoin bisa diverifikasi tanpa membocorkan data pribadi, atau bagaimana file bisa dicek keasliannya tanpa melihat isi file itu sendiri, maka memahami hash function adalah langkah pertama yang wajib kamu kuasai. 

Apa Itu Hash Function? 

Hash Function adalah algoritma matematika yang mengubah data berukuran berapa pun menjadi string karakter dengan panjang tetap, biasanya dalam format heksadesimal. String ini disebut hash atau digest. Tujuan utama dari hash function adalah identifikasi dan integritas data, bukan enkripsi atau penyembunyian. 

Sebagai contoh, data satu paragraf atau satu gigabyte pun, ketika diproses dengan hash function seperti SHA-256, akan selalu menghasilkan output sepanjang 64 karakter. 

Karakteristik Hash Function yang Baik 

Sebuah hash function yang digunakan dalam sistem keamanan dan blockchain harus memiliki sifat-sifat berikut: 

  • Deterministik 
    Input yang sama akan selalu menghasilkan hash yang sama. 
     

  • Cepat dan Efisien 
    Proses hashing harus bisa dilakukan dalam waktu sangat singkat, bahkan untuk data yang besar. 
     

  • One-Way (Satu Arah) 
    Tidak mungkin (secara praktis) membalikkan proses hashing untuk mendapatkan data asli dari hasil hash-nya. 
     

  • Collision Resistant 
    Dua input berbeda tidak boleh menghasilkan hash yang sama. 
     

  • Avalanche Effect 
    Perubahan satu karakter pada input akan mengubah hasil hash secara drastis dan acak. 
     

Fungsi Hash dalam Dunia Blockchain 

Di blockchain dan cryptocurrency, hash function digunakan dalam berbagai konteks untuk menjaga kepercayaan, transparansi, dan keamanan: 

  • Menyusun Blok 
    Setiap blok dalam blockchain memiliki hash unik yang merangkum seluruh isi blok. Blok berikutnya menyimpan hash dari blok sebelumnya, menciptakan rantai yang tak bisa dimanipulasi. 
     

  • Validasi Transaksi 
    Transaksi diringkas ke dalam hash dan dikumpulkan dalam struktur yang disebut Merkle Tree untuk efisiensi verifikasi. 
     

  • Proof-of-Work (PoW) 
    Dalam sistem seperti Bitcoin, penambang harus menemukan nilai hash tertentu dari blok yang dimulai dengan sejumlah nol tertentu. Ini membutuhkan komputasi intensif dan menjadi dasar dari sistem konsensus. 
     

  • Penyimpanan Password 
    Banyak layanan crypto menyimpan hash dari password, bukan password-nya langsung, untuk mencegah kebocoran data sensitif. 
     

  • Verifikasi File atau Data 
    Hash digunakan untuk mengecek apakah file atau informasi sudah dimodifikasi atau tetap asli. 
     

Contoh: SHA-256 dalam Bitcoin 

Bitcoin menggunakan hash function bernama SHA-256 (Secure Hash Algorithm 256-bit). Jika kamu memasukkan kata Floq, hasil hash-nya dengan SHA-256 akan selalu sama dan terlihat seperti ini: 

c08ae9cfe06b44df94f8c0d7b29941750b497ad8d83d0b8e1d0f000a9c55e46d 

 

Tapi jika kamu hanya mengubah satu huruf misalnya menjadi floq (dengan huruf kecil)—hasil hash-nya akan berubah total, menunjukkan sifat sensitivitas tinggi terhadap perubahan input. 

Keunggulan Hash Function dalam Keamanan 

  • Membuat Data Tak Bisa Dimanipulasi Diam-diam 
    Perubahan sekecil apa pun dalam data akan terlihat karena hash-nya berubah total. 
     

  • Privasi Tanpa Menyembunyikan Segalanya 
    Dengan hanya menyimpan hash, sistem bisa memverifikasi data tanpa menyimpan data aslinya. 
     

  • Kinerja Tinggi untuk Verifikasi 
    Hash memungkinkan pengecekan integritas data dalam waktu sangat cepat. 
     

  • Dasar Otentikasi Digital 
    Digunakan dalam sistem tanda tangan digital untuk menjamin keaslian pesan atau transaksi. 
     

Perbedaan Hash vs Enkripsi 

Sahabat Floq, perlu dibedakan bahwa hash function bukanlah enkripsi. Enkripsi bisa dibalik (dengan kunci), sedangkan hashing tidak. Enkripsi menyembunyikan informasi untuk dibuka kembali oleh penerima yang sah, sementara hashing hanya digunakan untuk mengecek apakah data sudah berubah atau belum. 

Risiko dan Keterbatasan 

Meski sangat berguna, hash function juga punya tantangan: 

  • Collision Attack 
    Jika dua input berbeda menghasilkan hash yang sama, bisa terjadi serangan manipulasi. Karena itu, standar keamanan seperti SHA-1 mulai ditinggalkan karena kerentanannya. 
     

  • Rainbow Table Attack 
    Penyerang bisa menebak data asli dengan mencocokkan hash ke dalam database hash yang sudah dibuat sebelumnya. Inilah sebabnya sistem hash biasanya ditambah salt (data acak tambahan) untuk mencegah serangan ini. 
     

  • Pilih Algoritma yang Tepat 
    Beberapa hash function sudah tidak aman secara kriptografis dan sebaiknya dihindari. Gunakan hanya yang sudah terbukti kuat seperti SHA-256 atau Blake2b. 
     

Fondasi Tak Terlihat yang Menjaga Keamanan Blockchain 

Sahabat Floq, hash function adalah pilar tersembunyi yang menopang hampir seluruh sistem keamanan digital modern, termasuk dalam blockchain dan cryptocurrency. Ia bekerja dalam diam, memastikan setiap bit data bisa dipercaya, tanpa harus dibuka. 

Dengan memahami hash function, kamu tidak hanya mempelajari aspek teknis, tapi juga mengenal dasar dari trustless system yang menjadi ciri utama dari dunia Web3 dan keuangan terdesentralisasi. 

Memahami teknologi hash bukan hanya pengetahuan teknis, tapi juga langkah awal menjadi pengguna crypto yang lebih cerdas, kritis, dan aman. 

 

Bagikan melalui:

Pattern 1Pattern 1Pattern 1Pattern 1Pattern 1
Blur 2

Belajar, Investasi, dan Tumbuh Bersama Kami

Jadilah bagian dari FLOQ. Mulai perjalanan investasimu dengan platform terpercaya dari hari pertama.

Google PlayApp Store
Blur 2Blur 2Device