
Central Bank Digital Currency (CBDC)
Halo Sahabat Floq!
Pernah membayangkan punya uang digital langsung dari bank sentral, tanpa harus lewat bank komersial atau aplikasi e-wallet? Itulah ide besar di balik Central Bank Digital Currency, atau yang lebih dikenal dengan CBDC. Bukan sekadar versi digital dari uang kertas, CBDC adalah transformasi fundamental sistem moneter nasional yang menggabungkan keamanan mata uang fiat dengan kecepatan teknologi blockchain dan digitalisasi.
CBDC saat ini sedang diuji dan dikembangkan oleh banyak negara—dari Tiongkok hingga Eropa, termasuk Indonesia. Tapi apa sebenarnya CBDC itu? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa dampaknya terhadap keuangan digital dan ekosistem kripto?
Yuk, kita bedah lebih dalam.
Apa Itu Central Bank Digital Currency (CBDC)?
CBDC adalah mata uang digital yang diterbitkan dan dijamin langsung oleh bank sentral suatu negara. Berbeda dari cryptocurrency seperti Bitcoin atau stablecoin seperti USDT yang dikelola entitas swasta, CBDC memiliki status resmi sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender).
CBDC didesain untuk menjadi versi digital dari uang fiat (seperti Rupiah, Dolar, Euro), dengan tetap mempertahankan nilainya sama dengan versi fisik. Dalam implementasinya, CBDC bisa digunakan oleh masyarakat umum (retail CBDC) atau hanya untuk antarbank (wholesale CBDC).
Ciri Utama CBDC
- Diterbitkan oleh bank sentral.
- Nilainya tetap dan tidak volatil.
- Dapat digunakan untuk pembayaran digital sehari-hari.
- Bisa berbasis blockchain atau sistem tersentralisasi.
Mengapa CBDC Dikembangkan?
Seiring meningkatnya digitalisasi ekonomi dan berkembangnya aset kripto serta stablecoin, bank sentral di seluruh dunia melihat urgensi untuk:
1. Menjaga Kedaulatan Moneter
CBDC memberikan otoritas moneter kontrol langsung terhadap uang digital, terutama ketika stablecoin swasta mulai mengambil peran dalam sistem pembayaran.
2. Meningkatkan Efisiensi Sistem Pembayaran
CBDC memungkinkan transaksi lebih cepat, biaya lebih rendah, dan interkoneksi yang lebih luas, baik domestik maupun lintas negara.
3. Inklusi Keuangan
Dengan CBDC, masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan perbankan bisa mendapatkan alternatif langsung dari bank sentral.
4. Meningkatkan Transparansi
Setiap transaksi CBDC dapat tercatat secara digital, memungkinkan pengawasan lebih baik terhadap pencucian uang dan pendanaan ilegal.
Cara Kerja CBDC
Meski tiap negara memiliki pendekatan berbeda, secara umum CBDC beroperasi melalui dua model utama:
1. CBDC Berbasis Akun
Dalam sistem ini, pengguna memiliki akun langsung di bank sentral atau melalui perantara yang ditunjuk. Transaksi antar akun dilakukan layaknya transfer bank saat ini, tapi tanpa keterlibatan bank komersial sebagai perantara utama.
2. CBDC Berbasis Token
CBDC didesain seperti uang tunai digital: siapa pun yang memegang token, berarti memiliki nilai tersebut. Transaksinya bisa dilakukan peer-to-peer, mirip dengan dompet digital atau bahkan seperti uang kertas, tapi dalam format digital.
Perbedaan CBDC vs Crypto
Aspek | CBDC | Cryptocurrency |
Penerbit | Bank sentral | Komunitas atau entitas swasta |
Legalitas | Legal tender | Tidak dijamin oleh negara |
Volatilitas | Stabil (nilai tetap) | Sering volatil |
Desentralisasi | Cenderung tersentralisasi | Umumnya terdesentralisasi |
Privasi | Terbatas (diawasi) | Bisa anonim |
Meskipun CBDC menggunakan beberapa teknologi blockchain, secara prinsip sangat berbeda dari kripto dalam hal tujuan dan arsitektur.
Negara-Negara yang Telah Mencoba CBDC
- Tiongkok – e-CNY atau Digital Yuan, sudah diuji coba di berbagai kota besar.
- Bahama – Menjadi negara pertama yang meluncurkan CBDC dengan nama Sand Dollar.
- Nigeria – Mengimplementasikan eNaira untuk mendukung inklusi keuangan.
- Eurozone dan AS – Masih dalam tahap riset dan konsultasi publik.
- Indonesia Melalui Bank Indonesia, saat ini sedang mempersiapkan Digital Rupiah.
Potensi Manfaat CBDC untuk Masyarakat
1. Transaksi Cepat dan Murah
Bayar di toko, kirim uang lintas kota, bahkan lintas negara semua bisa terjadi dalam hitungan detik tanpa perlu perantara mahal.
2. Pembayaran Tanpa Akun Bank
CBDC dapat menyasar masyarakat yang belum tersentuh sistem perbankan. Cukup punya ponsel atau dompet digital.
3. Tanggapan terhadap Ancaman Stablecoin dan Big Tech
CBDC bisa menjadi jawaban atas dominasi stablecoin swasta dan potensi kontrol ekonomi oleh perusahaan teknologi besar.
Tantangan dan Kritik terhadap CBDC
Meski penuh potensi, CBDC juga memicu sejumlah kekhawatiran:
- Privasi Pengguna: Karena dilacak oleh bank sentral, banyak yang khawatir data transaksi bisa disalahgunakan.
- Risiko Disintermediasi Perbankan: Jika masyarakat langsung menggunakan CBDC, peran bank komersial bisa terpinggirkan.
- Keamanan Siber: Sistem pembayaran nasional akan menjadi target baru bagi peretas.
Oleh karena itu, desain CBDC yang seimbang antara efisiensi, privasi, dan keamanan menjadi sangat penting.
Apa Dampaknya bagi Dunia Crypto?
Sahabat Floq, kehadiran CBDC bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi dunia kripto:
- Peluang: CBDC dapat mempercepat adopsi aset digital dan meningkatkan literasi teknologi keuangan masyarakat.
- Tantangan: CBDC bisa mengurangi peran stablecoin, dompet non-kustodial, atau bahkan menghambat transaksi anonim.
Namun, dalam ekosistem Web3 yang terbuka, CBDC bisa menjadi salah satu komponen penting bila berhasil diintegrasikan dengan teknologi interoperabel dan smart contract.
CBDC Menyatukan Dunia Digital dan Moneter Konvensional
CBDC adalah inovasi besar yang mencoba menyatukan kekuatan uang digital dengan jaminan hukum mata uang resmi. Bagi Sahabat Floq, memahami konsep ini penting karena akan mengubah cara kita bertransaksi, menyimpan uang, bahkan berpartisipasi dalam ekonomi global.
Dalam beberapa tahun ke depan, sangat mungkin Kamu akan menggunakan CBDC dalam kehidupan sehari-hari—baik untuk membayar kopi, mengirim uang ke keluarga, atau berinvestasi di aset digital. Masa depan uang sudah dimulai, dan CBDC ada di garis depan revolusi tersebut.
Bagikan melalui:

Kosakata Selanjutnya
Central Ledger
Sistem pencatatan keuangan yang terpusat dan dikelola oleh satu entitas, seperti bank atau otoritas keuangan. Berbeda dari blockchain yang bersifat terdistribusi dan terbuka.
Central Processing Unit (CPU)
Komponen utama dalam komputer yang bertugas mengeksekusi instruksi dan mengelola proses komputasi. Disebut juga otak komputer karena menangani sebagian besar operasi dasar.
Centralized
Sistem yang dikendalikan oleh satu entitas pusat yang memiliki otoritas penuh atas data, keputusan, dan proses. Struktur ini umum pada layanan konvensional seperti perbankan dan media sosial.
Certificate of Deposit (CD)
Produk keuangan yang memungkinkan pengguna menyimpan uang di bank untuk jangka waktu tertentu dengan bunga tetap. Penarikan sebelum jatuh tempo biasanya dikenakan penalti.
Chain Reorganization
Peristiwa ketika blockchain mengganti beberapa blok terakhir dengan rantai alternatif yang lebih panjang atau valid. Bisa terjadi karena fork alami atau serangan seperti 51%.


