Cara Memilih Aset Crypto yang Layak Dibeli

Investasi

12 Nov 2025

4 menit

Ditulis oleh: Kevin H

Pattern 1
Article

Hi Sahabat Floq, pernahkah kamu merasa bingung saat harus memilih aset kripto dari ribuan pilihan yang ada di pasar? Kamu bukan satu-satunya. Dunia crypto berkembang begitu cepat, dan setiap hari rasanya selalu ada koin atau token baru yang muncul. Tapi dari semua itu, hanya sebagian kecil yang benar-benar layak untuk diinvestasikan. 

Cara memilih aset crypto yang benar adalah langkah awal yang sangat krusial, apalagi kalau kamu termasuk investor pemula yang baru terjun ke dunia aset digital. Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa meminimalkan risiko dan fokus pada aset yang punya potensi jangka panjang, bukan sekadar hype sesaat. 

Artikel ini akan mengajak kamu menyelami lima kriteria penting yang bisa jadi patokan saat memilih aset kripto yang benar-benar layak untuk dibeli. Dengan pendekatan yang logis dan berbasis data, kamu bisa lebih percaya diri dalam membangun portofolio yang sehat dan berkelanjutan. 

 

1. Fundamental Proyek: Kenali Visi dan Kegunaannya 

Cara memilih aset crypto yang pertama dan paling mendasar adalah memahami fundamental proyek di balik token tersebut. Ini bukan soal harga murah atau mahal, tapi lebih ke apa nilai guna dari aset itu dalam dunia nyata. 

Sahabat Floq, setiap proyek kripto pasti punya whitepaper, semacam dokumen perkenalan yang menjelaskan tujuan, teknologi, dan solusi apa yang ingin diselesaikan oleh proyek tersebut. Coba tanya dirimu, apakah proyek ini hanya ikut-ikutan tren, atau benar-benar membawa teknologi baru yang bisa memberi manfaat? 

Contohnya, Ethereum bukan hanya sekadar mata uang digital. Ia adalah platform smart contract yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps). Inilah jenis proyek yang punya pondasi kuat dan layak dipertimbangkan. 

Jangan tergiur dengan token yang menjanjikan return tidak masuk akal tanpa menjelaskan apa fungsi nyatanya. Nilai jangka panjang selalu datang dari kegunaan nyata, bukan dari spekulasi sesaat. 

 

2. Tim Pengembang: Transparansi dan Kredibilitas 

Cara memilih aset crypto berikutnya adalah dengan melihat siapa yang ada di balik layar. Tim pengembang atau developer punya peran sentral dalam menentukan arah proyek. Aset dengan tim yang kuat, terbuka, dan aktif biasanya punya fondasi lebih stabil. 

Cek apakah identitas tim bisa diverifikasi secara publik. Beberapa proyek unggulan bahkan memiliki tokoh-tokoh yang sudah dikenal di industri teknologi atau kripto. Misalnya, Charles Hoskinson dari Cardano adalah salah satu pendiri Ethereum. Kredibilitas seperti ini memberi kepercayaan tambahan. 

Yang harus kamu waspadai adalah proyek yang menyembunyikan timnya atau menggunakan nama samaran tanpa jejak profesional. Di dunia kripto, anonimitas memang hal umum, tapi untuk investasi, transparansi adalah bagian dari kepercayaan. 

Jangan lupa juga melihat aktivitas tim di media sosial, GitHub, atau forum seperti Reddit. Proyek yang sehat akan selalu aktif mengedukasi komunitas dan menunjukkan perkembangan teknis secara rutin. 

 

3. Komunitas dan Adopsi: Seberapa Luas Dukungannya? 

Sahabat Floq, dunia crypto nggak akan bisa berkembang tanpa dukungan komunitas. Karena itu, cara memilih aset crypto yang benar juga menyangkut seberapa luas dan aktif komunitasnya. 

Proyek yang layak biasanya punya basis pengguna yang besar dan terlibat secara aktif di berbagai platform. Komunitas ini bisa ditemukan di Telegram, Discord, X, atau forum seperti Bitcointalk. Aset yang didukung komunitas solid akan lebih tahan banting terhadap tekanan pasar karena punya user base yang loyal. 

Tapi jangan hanya lihat jumlah pengikut. Perhatikan juga kualitas interaksi. Apakah mereka hanya sekadar memposting emoji dan meme, atau benar-benar membahas teknikal dan arah proyek ke depan? 

Selain itu, adopsi di dunia nyata juga menjadi faktor penting. Apakah token tersebut sudah digunakan di dunia nyata? Apakah sudah terintegrasi dengan aplikasi, bursa, atau sistem pembayaran tertentu? Adopsi nyata menunjukkan bahwa proyek punya relevansi dan dibutuhkan oleh pasar. 

 

4. Likuiditas dan Volume Perdagangan 

Cara memilih aset crypto yang aman juga harus mempertimbangkan aspek likuiditas. Likuiditas menunjukkan seberapa mudah kamu bisa membeli atau menjual aset itu di pasar. Semakin tinggi likuiditas, semakin kecil selisih harga beli dan jual (spread), dan semakin cepat kamu bisa keluar-masuk posisi. 

Coba cek volume perdagangan harian dari koin yang kamu incar. Aset dengan volume rendah bisa berisiko karena sulit untuk dicairkan ketika pasar sedang tidak stabil. Ini juga bisa jadi indikator bahwa aset tersebut tidak terlalu diminati oleh investor atau trader—kamu bisa memantau data ini secara real-time lewat aplikasi Floq, jadi jangan lupa download aplikasinya untuk bantu riset kamu makin akurat.

Aset yang terdaftar di bursa-bursa besar umumnya punya likuiditas tinggi dan kepercayaan lebih besar. Hindari membeli aset dari exchange yang tidak jelas atau hanya tersedia di platform kecil, karena bisa jadi itu tanda bahwa koin tersebut belum teruji secara pasar.

Likuiditas yang baik juga berhubungan langsung dengan kestabilan harga. Aset yang diperdagangkan aktif lebih tahan terhadap manipulasi pasar atau pump and dump scheme yang kerap menipu investor pemula. 

 

5. Tokenomics dan Distribusi Koin 

Satu lagi kriteria penting dalam cara memilih aset crypto yang sering dilupakan adalah tokenomics yakni bagaimana distribusi dan mekanisme pasokan token diatur. Tokenomics yang sehat akan mendukung pertumbuhan nilai jangka panjang aset tersebut. 

Perhatikan berapa total supply yang tersedia (max supply) dan berapa yang sudah beredar (circulating supply). Proyek dengan jumlah pasokan tidak terbatas berisiko mengalami inflasi, yang bisa menekan harga dalam jangka panjang. 

Juga perhatikan bagaimana token didistribusikan di awal. Jika sebagian besar token dikuasai oleh segelintir pihak (sering disebut whale), ini bisa berbahaya karena mereka bisa memanipulasi pasar kapan saja. 

Distribusi token yang merata, mekanisme pembakaran token (token burn), serta insentif yang adil bagi pengembang, investor awal, dan komunitas adalah ciri dari proyek yang sehat. 

Selain itu, pahami mekanisme utilitas token. Apakah token hanya digunakan untuk spekulasi, atau ada manfaat riil seperti pembayaran biaya transaksi, staking, voting di DAO, atau akses layanan dalam ekosistem tertentu? Semakin besar kegunaan token, semakin besar potensi permintaan di masa depan. 

 

Menyaring Peluang dari Ribuan Pilihan 

Sahabat Floq, memilih aset crypto bukan perkara ikut-ikutan tren. Butuh analisis yang mendalam, kesabaran, dan kedisiplinan. Dengan memahami cara memilih aset crypto melalui lima kriteria tadi fundamental proyek, tim pengembang, komunitas, likuiditas, dan tokenomics kamu bisa memperbesar peluang sukses dan menghindari jebakan investasi.

Selalu ingat bahwa dunia crypto penuh dengan janji-janji indah, tapi tidak semua bisa ditepati. Tugas kamu sebagai investor adalah jadi pencari nilai, bukan pemburu sensasi. Luangkan waktu untuk riset, jangan terpaku pada harga saat ini, tapi pikirkan nilai yang bisa diberikan aset itu dalam jangka panjang. 

Semakin kamu paham kriteria ini, semakin kamu akan percaya diri dalam membangun portofolio yang bukan hanya mengikuti arus, tapi juga siap menghadapi gelombang pasar kripto yang naik turun. Dan kalau kamu ingin terus belajar secara terstruktur, kamu bisa mulai dari berbagai materi gratis yang tersedia di Floq Academy.

Disclaimer: Seluruh informasi yang disampaikan disusun oleh mitra industri dengan tujuan memberikan edukasi kepada pembaca. Kami menyarankan Anda untuk melakukan riset secara mandiri dan mempertimbangkan dengan matang sebelum melakukan transaksi.

Loading...
Blur 2

Belajar, Investasi, dan Tumbuh Bersama Kami

Jadilah bagian dari FLOQ. Mulai perjalanan investasimu dengan platform terpercaya dari hari pertama.

Google PlayApp Store
Blur 2Blur 2Device